#1# (IKHLAS DALAM BEKERJA)

 sumber : khutbah Jumat Masjid zayid Surakarta (Edisi: 15 September 2023)

Judul : Ikhlas dalam bekerja

Marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan syukur kita kepada Allah dengan senantiasa istiqamah dalam takwa, dalam melaksanakan segala perintah Allah dan sunnah- sunah Nabi-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan tidak berbuat maksiat dan durhaka kepada- Nya.

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Sesungguhnya ikhlas adalah meniatkan perbuatan dan perkataannya karena mengharap (keridhaan) Allah, Tuhan semesta alam. Dan ikhlas itu perintah Allah kepada orang-orang zaman dahulu dan orang-orang zaman akhir termasuk kepada kita semua selaku orang yang beriman. Dan Allah berwasiat kepada orang-orang yang beriman, dalam kitab Al Qur’an bahwa Allah Azza Wajalla berfirman:

"wama umiru illa liyaqbudulloha muhlisinalahudiin "

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama....” (QS. Al Bayyinah ayat 5).


Ikhlas merupakan sebab diterimanya amal perbuatan. Nabi SAW bersabda:

Innaloha layaqbalu minal ngamali illa makanalahu kholison wabtuqiya bihi wajhuhu

“Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya.” (HR. An Nasai)

Dengan keikhlasan maka seseorang akan terbebaskan dari kesusahan dan keterpurukan, seperti dalam suatu riwayat terdapat kisah tiga orang yang berada di sebuah gua dan pintunya tertutup, lalu mereka berdoa kepada Allah dengan keikhlasan amal mereka. mereka berkata “Seandainya aku kerjakan itu semata mencari ridho-Mu, maka bebaskanlah kami dari situasi yang kami hadapi, kemudian batu itu bergeser lalu mereka berjalan keluar”.


Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah
Orang yang beramal ikhlas karena Allah SWT akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya kamu tidak mengerjakan suatu amalan dengan tujuan untuk mencari ridla Allah, kecuali dengan amalan itu derajatmu akan semakin bertambah”. (Mutafaqun ‘alaih).


Sesungguhnya orang beriman itu ikhlas kepada Allah dalam segala urusannya, (orang beriman) itu  mengharapkan ridho Tuhannya dalam segala keadaannya, dan (orang beriman itu) berusaha untuk  mendapatkan keridhoan-Nya dalam perkataan maupun perbuatannya. Dan di antara perkataan paling mulia yakni laa ilaaha illaallah, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah seorang hamba mengucapkan laa ilaaha illaallah dengan ikhlas melainkan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga sampai kepada arsy”. (HR. At Tirmidzi).


Dan di antara amal perbuatan paling mulia yakni ikhlas dalam bersedekah, dan termasuk orang-orang yang mendapatkan naungan Allah dalam singgasana-Nya sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

“orang yang bersedekah dengan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.” (Mutafaqun ‘alaih).
Ya Allah jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang ikhlas kepada-Mu dan golongan orang-orang yang bermanfaat kepada sesama manusia. Semoga Allah menjadikan kita dan putra-putri kita termasuk golongan orang-orang yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT.
Ya Allah berikan kami kemudahan untuk patuh kepada-Mu, patuh kepada Rasul-Mu Muhammad dan patuh kepada orang yang Engkau perintahkan untuk kami patuhi.
Sebagaimana Firman-Mu dalam QS An Nisa ayat 59:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu”.

Jama’ah Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Di antara contoh tentang amalan ikhlas adalah usaha keras dari orang tua untuk mendidik anaknya untuk memperoleh ridho Allah SWT serta berusaha  membahagiakan keluarga, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah yang dimaksudkan untuk mengharap ridha Allah kecuali kamu akan diberi pahala, termasuk sesuatu yang kamu suapkan ke mulut istrimu.” (Mutafaqun ‘alaih).


Dan keikhlasan seorang ibu adalah mengurus rumah tangga dan suaminya, menyadari tanggung jawabnya, dan ikhlas (mengurus) keluarganya. Begitu juga seorang pegawai yang melakukan tugasnya di tempat kerjanya (hendaknya) dengan niat yang ikhlas mencari pahala dari Sang Penciptanya, demikian juga dokter, insinyur, guru dan murid (hendaknya) ikhlas dalam pekerjaannya, serta setiap manusia (hendaknya) ikhlas dalam segala urusan hidupnya, ena (keikhlasan) itu berdampak baik pada dirinya sendiri, orang lain, dan negaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar